Cara Memilah Sampah Berdasarkan Jenisnya, Jangan Sampai Keliru!

0
Diunggah 06 September 2022

Elisabeth Rustaviani

Content Creator
0
LikeSustainable Living

Cara Memilah Sampah Berdasarkan Jenisnya, Jangan Sampai Keliru!

Masalah sampah ini memang tidak ada habisnya ya. Maka dari itu, kamu bisa coba cara memilah sampah berdasarkan jenisnya dulu.

Sampah menjadi masalah yang tidak pernah selesai. Sampah ini memang membuat bumi menjadi kotor, mengancam berbagai kehidupan makhluk hidup dan menyebabkan bencana alam. Sampah juga membuat kesuitan mendapatkan udara yang bersih jika bumi tertutup sampah. Salah satu langkah mudah yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi masalah sampah adalah memilah sampah sesuai dengan jenisnya.

1. Sampah Organik

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari bahan-bahan bisa terurai secara alamiah/biologis. Misalnya sisa makanan, dedaunan, atau ranting yang ada di halaman rumah.

Sampah organik ini juga terdiri dari 2 kategori yakni sampah organik basah dan sampah organik kering. Kategori sampah organik basah diantaranya adalah kuah, kaldu, tulang belulang, atau sisa makanan lain yang mengandung air. Untuk kategori sampah organik kering seperti dedaunan, ranting, kulit buah, dan sayuran yang belum dimasak seperti daun bawang, seledri, pakcoy, kangkung, dan sampah organik kering lainnya.

Setelah memilah sampah sesuai jenisnya, kamu bisa lakukan beberapa hal di ini untuk sampah organik basah. Pertama, masukkan ke dalam lobang biopori (bila ada). Kuburkan sedalam mungkin di tanah untuk menghindari ulat atau belatung.

Sedangkan sampah organik kering bisa kamu olah seperti ini sisa kulit buah dijadikan Eco-Enzyme, sisa sayur bisa dijadikan veggie stock, tanam kembali (regrow) sisa sayuran seperti daun bawang, seledri, pakcoy, atau kangkung, dan jJadikan pupuk kompos.

2. Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang sulit terurai secara biologis dan proses penghancurannya membutuhkan penanganan di tempat khusus. Contoh dari sampah anorganik, misalnya plastik, kaleng, kertas, dan lain-lain. Untuk memilah sampah-sampah tersebut, ada 3 langkah mudah yang perlu kamu lakukan pertama kumpulkan, lalu pisahkan, dan bersihkan.

Setelah membersihkan semua sampah dan memisahkannya, kamu bisa lakukan beberapa hal ini tergantung jenis sampah yang ada di rumah.

a. Kaleng

Kemasan kaleng menjadi salah satu kemasan yang banyak dirumah. Misalnya kaleng kemasan susu, kaleng ikan sarden, atau kaleng biskuit. Untuk mengolahnya, pertama cuci bersih kemasan kaleng, keringkan, gunakan menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti peralatan makeup atau menyimpan berbagai aksesoris, kamu juga bisa recycle dengan menyetor ke bank sampah.

b. Kemasan Tetra Pack

Berbagai jenis makanan atau minuman dikemas dengan kemasan tetra pack. Tetra pack adalah salah satu jenis kemasan dengan bahan dasar karton. Kamu biasa menemukan kemasan ini pada produk susu atau minuman siap minum. Kamu hanya bisa mengolah sampah ini dengan membersihkannya lalu serangkan pada bank sampah terdekat.

c. Kemasan Plastik

Sebagian besar sampah yang ada di rumah berasal dari bahan plastik. Misalnya kemasan plastik setelah beli jajanan, kemasan plastik setelah beli minyak goreng, gelas plastik boba tea, termasuk styrofoam.

Untuk mengolahnya, lkamu bisa bersihkan kemasan plastik lalu keringkan. Kamu bisa reuse sampah plastik seperti gelas plastik atau kemasan minyak goreng sebagai pot tanaman. Selain itu, kamu bisa membuatnya menjadi ecobrick, ecobrick ini adalah salah satu cara mengolah sampah plastik lainnya, misalnya stereofom, kabel plastik, kemasan makanan.

Ecobrick adalah botol plastik yang diisi penuh dengan berbagai jenis plastik bekas, kering dan bersih, hingga mencapai kecepatan tertentu, untuk bisa dipakai sebagai bata bangunan atau barang lain yang bisa dimanfaatkan berulang kali.

d. Sampah Pembalut dan Pampers Sekali Pakai

Pemakaian pembalut dan pampers sekali pakai yang bertujuan memudahkan dan memberi kenyamanan bagi ibu serta anak, justru jadi masalah baru di tempat lain. Tidak hanya masalah pencemaran lingkungan tapi juga berdampak langsung bagi masalah kesehatan, seperti menimbulkan kanker.

Selain itu, pembalut dan pampers sekali pakai akan terurai dalam waktu yang sangat lama, bahkan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada botol plastik (ratusan hingga ribuan tahun). Maka dari itu, anjuran untuk menggunakan reusable menstrual pads atau menstrual cup sangat dianjurkan. Serta menggunakan clodi sebagai pengganti diaper sekali pakai.

Pembalut dan diaper tersebut bisa dijadikan sebagai media tanam (pupuk). Caranya cukup mudah, pertama gunting bagian dalam pembalut atau diaper mengikuti pola. Lalu, keluarkan hidrogelnya (bagian yang menyerap cairan) kemudian ampur hidrogel tersebut dengan air kelapa dan EM4 (Effective Microorganism 4) dalam sebuah ember. Setelah itu, tutup ember dan diamkan selama 15 hari. Lapisan luar pembalut atau diaper (yang sudah tidak ada hidrogelnya) bisa dibersihkan, cuci, lalu jemur. Lapisan ini bisa dijadikan berbagai macam kreasi.

Baca Juga : Tips Agar Produk Skincare-mu Tidak Berakhir Menjadi Sampah

e. Sampah Elektronik

Sekarang sudah memasuki era serba digital, berbagai peralatan elektronik juga menjadi salah satu sumber sampah yang ada dirumah kita. Misalnya batre, DVD, Charger, Power Bank, dan lain-lain. Hindari membuang sampah elektronik ke sembarang tempat, karena kebanyakan peralatan elektronik mengandung energi listrik yang membahayakan.

Untuk mengolahnya, kumpulkan dan setor ke bank sampah yang menerima limbah elektronik. Kamu bisa cek di peta minim sampah untuk menemukan bank sampah yang ada di sekitar tempat tinggal kamu.

3. Sampah B3

Selain sampah organik dan sampah anorganik, ada satu jenis sampah lagi yang perlu dipilah, yaitu sampah B3 (sampah bahan berbahaya dan beracun). Misalnya obat-obatan yang sudah sudah kadaluarsa.

Untuk jenis sampah ini, bisa kumpulkan dan tanyakan ke Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat di kotamu apakah mereka bisa menerima obat kadaluarsa untuk dibuang atau dibakar secara aman tanpa mencemari lingkungan. Biasanya kamu akan dikenakan sedikit biaya atas pengolahan ini.

Last Updated on September 12, 2022

Ditulis Oleh

Elisabeth Rustaviani

Content CreatorDiunggah 06 September 2022

Beri Komentar

Komentar

Belum ada komentar.

Next Articles

Selengkapnya